Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fiksi dalam Novel
Ciri Kebahasaan Yang Digunakan Pada Teks Novel
Ciri kebahasaan yang digunakan pada teks novel sebagai berikut:
1. Majas atau Gaya Bahasa
Majas adalah cara pengungkapan perasaan atau pikiran dengan bahasa sedemikian rupa, sehingga kesan dan efek terhadap pembaca atau pendengar dapat dicapai semaksimal dan seintensif mungkin.
Majas digunakan pengarang untuk melukiskan sosok dan watak tokoh serta suasana latar belakang cerita, baik waktu maupun tempat.
Macam-macam Majas
Berikut ini adalah macam-macam majas, antara lain:
Majas Penegasan
Yang termasuk dalam majas penegasan adalah sebagai berikut:- Alusio
Alusio adalah majas yang menggunakan peribahasa yang maksudnya sudah dipahami umum. - Antitesis
Antitesis adalah majas yang menggunakan paduan kata-kata yang artinya bertentangan. - Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut, makin lama makin rendah tingkatannya. - Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut, makin lama makin tinggi tingkatannya. - Antonomasia
Antonomasia adalah majas yang mempergunakan kata-kata tertentu untuk menggantikan nama seseorang.
Kata-kata ini diambil dari sifat-sifat yang menonjol yang dimiliki oleh orang yang dimaksud. - Asindeton
Asindeton adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung. - Polisindeton
Polisindeton majas yang menyebutkan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh: Buku tulis, majalah, dan surat-surat kantor dapat dibeli di toko itu. - Elipsis
Elipsis adalah majas yang menggunakan kalimat elips, yakni kalimat yang predikat atau subjeknya dilesapkan karena dianggap sudah diketahui oleh lawan bicara. - Eufemisme
Eufemisme adalah majas atau yang digunakan untuk tuntutan tata krama atau menghindari kata-kata pantang, atau kata-kata yang kasar dan kurang sopan. - Hiperbola
Hiperbola adalah majas penegasan yang menyatakan sesuatu hal dengan melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya. - Interupsi
Interupsi adalah majas penegasan yang mempergunakan kata-kata atau frase yang disisipkan di tengah-tengah kalimat. - Inversi
Inversi adalah majas dengan menggunakan kalimat inversi, yakni kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Hal ini sengaja dibuat untuk memberikan ketegasan pada predikatnya. - Koreksio
Koreksio adalah majas yang menggunakan kata-kata pembetulan untuk mengoreksi (menggantikan kata yang dianggap salah). - Metonimia
Metonimia adalah majas yang mempergunakan sebuah kata atau sebuah nama yang berhubungan dengan suatu benda untuk menyebut benda yang dimaksud. Misal, penyebutan yang didasarkan pada merek dagang, nama pabrik, nama penemu, dan lain sebagainya. - Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu karena artinya sudah terkandung dalam kata sebelumnya. - Parafrase
Parafrase adalah gaya bahasa penguraian dengan menggunakan ungkapan atau frase yang lebih panjang daripada kata semula. - Repetisi
Repetisi adalah majas penegasan yang mengulang-ulang sebuah kata berturut-turut dalam suatu wacana.
Gaya bahasa jenis ini sering dipakai dalam pidato atau karangan berbentuk prosa. - Retoris
Retoris adalah majas yang menggunakan kalimat tanya, tetapi sebenarnya tidak bertanya. - Sinekdoke
Sinekdoke majas yang dibagi menjadi dua, yaitu :- Pars pro toto
Pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan. - Totem pro parte
Totem pro parte adalah majas yang menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian.
- Pars pro toto
- Tautologi
Tautologi adalah majas yang menggunakan kata-kata yang sama artinya dalam satu kalimat.
Majas Perbandingan
- Alegori
Alegori adalah majas yang membandingkan dua buah keutuhan berdasarkan persamaannya secara menyeluruh. - Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan memperendah derajat keadaan sebenarnya, atau yang menggunakan kata-kata yang artinya berlawanan dari yang dimaksud untuk merendahkan diri. - Metafora
Metafora adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hal yang berbeda berdasarkan persamaannya. - Personifikasi
Personifikasi adalah majas penginsanan, benda-benda mati atau benda-benda hidup selain manusia dibandingkan dengan manusia, dianggap berwatak dan berperilaku seperti manusia. - Simile
Simile adalah majas perbandingan yang mempergunakan kata-kata pembanding (seperti, laksana, bagaikan, penaka, ibarat, dan lain sebagainya) dengan demikian pernyataan menjadi lebih jelas. - Simbolik
Simbolik adalah majas kiasan, mempergunakan lambang-lambang atau simbol-simbol untuk menyatakan sesuatu. - Tropen
Tropen adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang maknanya sejajar dengan pengertian yang dimaksudkan.
Majas Pertentangan
- Anakronisme
Anakronisme adalah majas yang mengandung uraian atau pernyataan yang tidak sesuai dengan sejarah atau zaman tertentu. - Kontradiksio in terminis
Kontradiksio in terminis adalah majas yang mengandung pertentangan, yakni apa yang dikatakan terlebih dahulu diingkari oleh pernyataan yang kemudian. - Okupasi
Okupasi adalah majas yang mengandung bantahan dan penjelasan. - Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung dua pernyataan yang bertentangan, yang membentuk satu kalimat.
Majas Sindiran
- Ironi
Ironi adalah majas sindiran yang paling halus yang menggunakan kata-kata yang artinya justru sebaliknya dengan maksud pembicara. - Sarkasme
Sarkasme adalah majas yang menggunakan kata-kata yang kasar. - Sinisme
Sinisme adalah semacam ironi, tetapi agak lebih kasar.
Majas Perulangan
- Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. - Anafora
Anafora majas yang berwujud perulangan kata pertama dari kalimat pertama menjadi kata pertama dalam kalimat selanjutnya.
2. Kata Sifat yang Meluas
Kata sifat yang digunakan dalam novel untuk melukiskan sesuatu agar memberikan penggambaran yang lebih jelas. Misalnya, untuk menggambarkan kaki tampak membiru hitam, pembaca tidak mengetahui seperti apa biru dan hitamnya.
Akan tetapi, jika digambarkan: kakinya tampak membiru hitam, urat biru tampak menonjol keras dan bekas-bekas kapalan seperti menghitam, pembaca bisa membayangkan kondisi seperti apa kaki sang tokoh.