Macam-macam Ejaan Pada Bahasa Indonesia

Disini saya membagi ejaan ke dalam dua kategori, yaitu angka dan lambang bilangan, dan tanda baca.

Kita akan belajar macam-macam cara menulis ejaan pada angka atau lambang bilangan dan pada tanda baca. Perhatikan penjelasan berikut.


Angka dan Lambang Bilangan

Terdapat beberapa ketentuan yang perlu diketahui dalam penulisan angka dan lambang bilangan. Simak penjelasannya di bawah ini.


1. Angka

Dalam kalimat, angka digunakan untuk menyatakan beberapa hal seperti jumlah, satuan waktu, dan ukuran panjang, berat, luas, isi.


a. Jumlah

Ketentuan jumlah adalah sebagai berikut:
  • Tiga angka dari belakang untuk menyatakan ribuan dibubuhkan tanda titik.
    Contoh: 123.000 orang.
  • Penulisan angka untuk jumlah rupiah berlaku sebagai berikut.
    Contoh: Rp 21.000.000,00.
  • Nomor
    Jika angka digunakan untuk menyatakan nomor halaman buku, nomor induk, nomor telepon, nomor rekening, dan sebagainya tidak digunakan tanda titik.
    Contoh:
    • Nomor telepon Pak Budi adalah 085244711771.
    • Lihat arti kata mangkus di KBBI pada halaman 2345!
    • Segera transfer honor saya ke nomor rekening 9000005712365.

b. Satuan Waktu

Jika angka digunakan untuk waktu, maka gunakan dua angka untuk menunjukkan jam, menit, dan detik.

Contoh:
  • Anakku bangun pagi setiap hari pukul 07.00.
  • Penutupan acara itu tepat pukul 20.30.10 diiringi tepuk tangan dan sorak sorai yang meriah.

c. Ukuran Panjang, Berat, Luas, Isi

Contoh:
  • 0,5 sentimeter
  • 3 kilogram
  • 2 meter persegi
  • 1 liter

2. Lambang Bilangan

a. Penulisan Lambang Bilangan Dengan Huruf

Penulisan lambang bilangan utuh atau dengan huruf seperti contoh di bawah ini.

Contoh:
  • dua belas 12
  • dua puluh dua 22

Penulisan lambang bilangan pecahan atau dengan huruf seperti contoh di bawah ini.

Contoh:
  • tiga perempat 3/4
  • seperenam belas 1/16
  • satu persen 1%

b. Penulisan Lambang Bilangan Tingkat

Contoh penulisan lambang bilangan tingkat adalah sebagai berikut
  • Paku Buwono X, Paku Buwono ke-10, Paku Buwono kesepuluh.
  • Tingkat V, tingkat ke-5, tingkat kelima.

c. Penulisan Lambang Bilangan Dalam Pemaparan

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan seperti dalam perincian dan pemaparan.

Contoh:
  • Andi menonton drama itu sampai enam kali.
  • Ayah memesan lima ratus ekor ayam.
  • Di antara 72 yang hadir, 57 orang setuju, 10 orang tidak setuju, dan 5 orang memberi suara blangko.

Tanda Baca

Dalam bahasa Indonesia dikenal terdapat beberapa tanda baca diantaranya adalah
  1. Tanda Titik (.)
  2. Tanda Titik Dua (:)
  3. Tanda Baca Koma (,)
  4. Tanda Hubung (-)
  5. Tanda Pisah (--)

1. Tanda Titik (.)

Terdapat tiga aturan penggunaan tanda titik (.), yaitu

  1. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
    Contoh:
    • 1 April 1985
    • Yth. Sdr. Moh. Hasan
    • Jalan Arif 43
    • Palembang
    Atau
    • Kantor Penempatan Tenaga Kerja (tanpa titik)
    • Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
    • Jakarta.
  2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
    Contoh:
    • Kampung itu berpenduduk 22.555 orang.
    • Gempa yang terjadi semalam menewaskan 3.210 jiwa.
  3. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
    Contoh:
    • Budi lahir pada tahun 1945 di Padang.
    • Lihat halaman 1043 dan seterusnya.

2. Tanda Titik Dua (:)

Terdapat dua aturan penggunaan tanda titik dua (:), yaitu

  1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau perintah.
    Contoh:
    • Materi ujian kemampuan dasar pada SBMPTN: Tes Potensi Akademik, Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
    • Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari.
  2. Tanda titik dua dipakai
    1. di antara jilid atau nomor dan halaman
    2. di antara bab dan ayat dalam kitab suci
    3. di antara dua judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
    Contoh
    • Tempo I (1971, 34:7)
    • Surat Yasin:9
    • Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
    • Tjokronegoro, Sutomo. 1968. Cukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco

3. Tanda Baca Koma (,)

Terdapat lima aturan penggunaan tanda koma (,), yaitu

  1. Tanda baca koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
    Contohnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
  2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti sedangkan, tetapi, melainkan.
    Contohnya: Saya membeli kertas, sedangkan Adik membeli pena dan tinta.
  3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
    Contohnya: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
  4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.
    Contohnya: Oleh karena itu, … Jadi, …
  5. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
    Contohnya: Guru saya, Pak Nazarudin, pandai sekali.

4. Tanda Hubung (-)

Terdapat empat aturan penggunaan tanda hubung (-), yaitu

  1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
    Contohnya: Anak-anak, berulang-ulang.
  2. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas
    1. hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan
    2. penghilangan bagian-bagian kelompok kata
    Contohnya: ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 × 5.000) Bandingkan: be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1 × 25.000)
  3. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan
    1. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
    2. ke- dengan angka
    3. angka dengan–an
    4. singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
    5. nama jabatan rangkap.
    Contohnya: se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-an, sinar-X, Menteri-Sekretaris.
  4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa Asing.
    Contohnya: di-smash, pen-tackle-an.

5. Tanda Pisah (--)

Tanda pisah (--) digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
  1. Pengapit keterangan tambahan dalam kalimat.
    Contohnya: Rangkaian temuan ini--evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom--telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
  2. Menyatakan makna ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’ di antara bilangan, tanggal, tempat.
    Contohnya: 1910--1945, tanggal 5--10 April 1970, Jakarta--Bandung.