Mengenal dan Memahami Pengertian Komprehensi Teks
Definisi Komprehensi Teks
Komprehensi teks atau pemahaman teks adalah kemampuan membaca agar memahami ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian.
Pemahaman ini berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Komprehensi teks berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal penting dari teks yang dibaca.
Membaca dengan cara komprehensi teks bukanlah sebuah kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu bukan sekadar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan.
Definisi Komprehensi Teks Menurut Para Ahli
Pengertian Komprehensi Teks Menurut Webster Collegiate Dictionary
Dalam Webster Collegiate Dictionary, komprehensi teks adalah kapasitas pemikiran untuk memahami dan mengerti makna yang disampaikan oleh para ahli. Definisi itu secara umum mempunyai arti yang hampir sama, yaitu memahami informasi secara langsung yang ada dalam teks bacaan itu dan memahami informasi yang tidak secara langsung dalam teks.
Pengertian Komprehensi Teks Menurut Rubin (1993:194)
Rubin (1993:194) mendefinisikan bahwa komprehensi teks adalah proses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan.
Membangun sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smiths dalam Rubin (1993:195) bisa berupa kemampuan pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif.
Hal itu diperkuat oleh Burns (1996:255) bahwa membaca dengan komprehensi teks terdiri dari empat tingkatan, yaitu- Pemahaman literal (literal comprehension)
- Pemahaman interpretatif (interpretative comprehension)
- Pemahaman kritis (critical comprehension)
- Pemahaman kreatif (creative comprehension)
1. Pemahaman Literal
Pemahaman literal adalah membaca dengan pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan (Syafi’ie, 1999: 31).
Ciri-ciri pemahaman literal adalah- Pemahaman ini diperoleh dengan memahami arti kata, kalimat, dan paragraf dalam konteks bacaan itu seperti apa adanya.
- Tidak terjadi pendalaman pemahaman terhadap isi informasi bacaan.
- Hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis dalam bacaan.
- Untuk membangun pemahaman literal, pembaca dapat menggunakan pertanyaan literal dengan kata tanya apa, siapa, kapan, di mana.
- Kapan peristiwa Sumpah Pemuda terjadi?
- Siapa yang merumuskan Sumpah Pemuda?
- Di mana Sumpah Pemuda diikrarkan?
2. Pemahaman Interpretatif
Pemahaman interpretatif merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks bacaan.
Ciri-ciri pemahaman interpretatif:- Kegiatan ini lebih dalam lagi bila dibandingkan dengan membaca literal karena dalam membaca literal pembaca hanya mengenal apa yang tersurat saja, tetapi dalam membaca interpretatif, pembaca ingin juga mengetahui apa yang disampaikan penulis secara tersirat.
- Menurut Syafi’ie (1999:36) pemahaman interpretatif harus didahului pemahaman literal yang aktivitasnya berupa: menarik kesimpulan, membuat generalisasi, memahami hubungan sebab-akibat, membuat perbandingan-perbandingan, menemukan hubungan baru antara fakta-fakta yang disebutkan dalam bacaan.
- Untuk membangun pemahaman interpretatif pembaca dapat menggunakan pertanyaan interpretatif dengan kata tanya mengapa dan bagaimana.
- Bagaimana makna Sumpah Pemuda bagi bangsa Indonesia?
- Mengapa peristiwa yang dibacakan oleh beberapa pemuda itu memiliki makna besar bagi bangsa Indonesia baik pada saat itu maupun bagi masa sekarang?
- Apa makna kata-kata Sumpah Pemuda bagi diri Anda?
- Apa dan bagaimana relevansi Sumpah Pemuda bagi kehidupan Anda sekarang?
- Tidak terjadi pendalaman pemahaman terhadap isi informasi bacaan.
- Hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis dalam bacaan.
- Untuk membangun pemahaman literal, pembaca dapat menggunakan pertanyaan literal dengan kata tanya apa, siapa, kapan, di mana.
- Kapan peristiwa Sumpah Pemuda terjadi?
- Siapa yang merumuskan Sumpah Pemuda?
- Di mana Sumpah Pemuda diikrarkan?
3. Pemahaman Kritis
Pemahaman kritis merupakan membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu teks bacaan dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke dalam teks bacaan itu.
Ciri-ciri pemahaman kritis:- Membaca dengan mengevaluasi materi tertulis, yakni membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan dan kesesuaian (Burns, 1996:278).
- Pembaca kritis harus bisa menjadi pembaca yang aktif bertanya, meneliti fakta-fakta, dan menggantungkan penilaian/keputusan sampai mempertimbangkan semua materi.
- Agar bisa membaca dengan pemahaman kritis gunakan pertanyaan kritis, yaitu pertanyaan untuk mengevaluasi atau menganalisis informasi.
- Apakah Sumpah Pemuda 1928 perlu diperingati?
- Apa makna dibalik peristiwa dan kata-kata Sumpah Pemuda bagi diri Anda?
- Bagaimana sikap Anda sesama kaum terpelajar seperti pemuda yang mengikrarkan Sumpah Pemuda jika kata-kata Sumpah Pemuda tidak sesuai dengan kenyataannya sekarang?
4. Pemahaman Kreatif
Pemahaman kreatif merupakan tingkatan membaca pemahaman pada level yang paling tinggi. Pembaca dalam level ini harus berpikir kritis dan harus menggunakan imajinasinya.
Ciri-ciri pemahaman kreatif:- Dalam membaca kreatif, pembaca memanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya. Kemampuan itu akan bisa memperkaya pengetahuan-pengetahuan, pengalaman, dan meningkatkan ketajaman daya nalarnya sehingga pembaca bisa menghasilkan gagasan-gagasan baru.
- Proses membaca kreatif ini menurut Syafi’ie (1999:36) dimulai dari memahami bacaan secara literal kemudian menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian terhadap apa yang dikatakan penulis, dilanjutkan dengan mengembangkan pemikiran-pemikiran sendiri untuk membentuk gagasan, wawasan, pendekatan, dan pola-pola pikiran baru.
- Pertanyaan kreatif adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban berbeda seperti biasanya karena gagasan, wawasan, dan pola-pola pikiran baru.
- Mengapa Judulnya Sumpah Pemuda 1928 bukan “Sumpah Elite Politik” atau “Sumpah Dewasa”?
- Menurut Anda, apakah Sumpah Pemuda 1928 jiplakan ide dari Gajah Mada dengan Sumpah Palapanya?
- Sumpah Pemuda 1928 tentang ikrar bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu: Indonesia, jika para pemuda Indonesia tahun 2015 ini bersumpah, apa yang cocok isi ikrarnya?
Silakan sebagai latihan gunakan teks cerita sejarah Sumpah Pemuda di bawah ini untuk membaca pemahaman (komprehensi teks) dengan pemahaman literal, interpretasi, kritis, dan kreatif.
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjanglebar oleh Yamin. (Sumber Wikipedia)