Mengenal Penulisan Kata Bahasa Indonesia

Macam-macam Penulisan Kata

Dini kita akan belajar tentang cara penulisan kata bahasa Indonesia, diantaranya adalah kata dasar, kata turunan, gabungan kata, dan kata serapan.


1. Mengenal Cara Penulisan Kata Dasar

Dua poin dalam penulisan kata dasar bahasa Indonesia adalah
  1. Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
    Contohnya:
    Kantor Pos penuh sesak.
    Saya percaya bahwa engkau pasti bisa.
    Kamus itu sangat tebal.
  2. Dua kata dasar ditulis terpisah
    Contohnya:
    tanda tangan, tanggung jawab, kerja sama, garis bawah.

2. Kata Turunan

Terdapat tiga poin dalam membuat atau menggunakan kata turunan, yaitu
  1. Kata afiks atau imbuhan seperti awalan, sisipan, dan akhiran ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
    Contohnya:
    • Bergetar
    • Menengok
    • Kerudung
    • Tunjuki
    • Kesatu
    • Belajar
    • Makanan
    • Taklukkan
    • Dikelola
    • Menulis
    • Jembatani
    • Dan masih banyak lagi
  2. Jika bentuk dasar merupakan gabungan kata, maka awalan dan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata dengan kata langsung yang mengikuti atau mendahuluinya.
    Contohnya:
    • Bertepuk tangan
    • Menganak sungai
    • Sebar luaskan
    • Garis bawahi
  3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat konfiks maka ditulis serangkai.
    Contohnya:
    • Menggarisbawahi
    • Penghancurleburan
    • Menyebarluaskan
    • Dilipatgandakan
    • Pertanggungjawaban
  4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
    Contohnya
    • Antarkota
    • Adipati
    • Aerodinamika
    • Anumerta
    • Audiogram
    • Awahama
    • Biokimia
    • Caturtunggal
    • Dasawarsa
    • Dekameter
    • Demoralisasi
    • Dwiwarna
    • Ekawarna
    • Ekstrakurikuler
    • Elektronik
    • Infrastruktur
    • Introspeksi
    • Kolonialisme
    • Kosponsor
    • Mahasiswa
    • Multilateral
    • Mancanegara
    • Multilateral
    • Narapidana
    • Nonkolaborasi
    • Pascasarjana
    • Pascatsunami
    • Pancasila
    • Panteisme
    • Paripurna
    • Poligami
    • Pramuniaga
    • Prasangka
    • Purnawirawan
    • Reinkarnasi
    • Saptakrida
    • Semiprofessional
    • Subseksi
    • Swadaya
    • Telefon
    • Transmigrasi
    • Tritunggal, dan
    • Ultramodern
Catatan:
  1. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung.
    Contohnya
    1. non-Indonesia
    2. pan-Afrikanisme
  2. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
    Contohnya:
    1. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita
    2. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih

3. Gabungan Kata

Untuk penulisan gabungan kata, perhatikan aturan di bawah ini.
  1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus unsur-unsurnya ditulis terpisah.
    Contohnya:
    • Kambing hitam
    • Duta besar
    • Mata pelajaran
    • Kereta api cepat luar biasa
    • Model linear
    • Meja tulis
    • Orang tua
    • Persegi panjang
    • Rumah sakit umum
    • Simpang empat
  2. Istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah pengertian, digabung dengan menggunakan tanda hubung.
    Contohnya
    • Alat pandang-dengar
    • Buku sejarah-baru
    • Mesin-hitung tangan
    • Ibu-bapak kami
    • Anakistri saya
    • Watt-jam
    • Orang tua-muda
  3. Gabungan kata berikut sudah lazim ditulis serangkai
    Contohnya:
    • Acapkali
    • Adakalanya
    • Daripada
    • Akhirulkalam
    • Alhamdulillah
    • Astagfirullah
    • Bismillah
    • Bagaimana
    • Barangkali
    • Beasiswa
    • Belasungkawa
    • Bilamana
    • Bumiputra
    • Darmabakti
    • Darmasiswa
    • Darmawisata
    • Dukacita
    • Halalbihalal
    • Kasatmata
    • Kacamata
    • Kilometer
    • Manasuka
    • Hulubalang
    • Mangkubumi
    • Manakala
    • Mangkubumi
    • Matahari
    • Olahraga
    • Padahal
    • Paramasastra
    • Peribahasa
    • Puspawarna
    • Radioaktif
    • Saptamarga
    • Saputangan
    • Saripati
    • Sebagaimana
    • Sediakala
    • Segitiga
    • Sekalipun
    • Silaturahmi
    • Sukacita
    • Sukarela
    • Sukaria
    • Syahbandar
    • Titimangsa, dan
    • Wasalam

4. Kata Serapan

Kata serapan adalah kata-kata atau istilah yang diambil dari bahasa asing.

Syarat sebuah kata atau istilah asing bisa diserap, adalah terdapat cocok konotasinya, lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya, dan dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya.

Penulisan kata serapan dilakukan dengan cara-cara seperti adopsi, adaptasi, translasi, dan kreasi.

a. Adopsi

Adopsi adalah penyerapan dengan mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan.

Contoh Adopsi:

  • Film
  • Modern
  • Global
  • Supermarket
  • Plaza
  • Mall

b. Adaptasi

Adaptasi yaitu penyerapan dengan mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.

Contoh Adaptasi:

  • Pluralization – pluralisasi
  • Acceptability – akseptabilitas
  • Active – aktif
  • Activity – aktivitas

c. Translasi

Translasi atau penterjemahan adalah penyerapan dengan mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.

Contoh Translasi
  • Overlap - tumpang tindih
  • Try out - uji coba
  • Take off – lepas landas
  • Landing – mendarat
  • Up to date – mutakhir
  • Nonfat – tanpa lemak

d. Kreasi

Kreasi yaitu penyerapan dengan mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa Indonesia.

Cara kreasi mirip dengan cara translasi, tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti translasi. Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam satu kata, sedangkan bahasa Indonesianya bisa dua atau tiga kata.

Contoh Kreasi:
  • Effective – berhasil guna
  • Spare part – suku cadang