Urutan Kegiatan Pelaksanaan Seminar

Kegiatan Pelaksanaan Seminar

Pelaksanaan seminar mempunyai aturan yang sama seperti kegiatan diskusi pada umumnya.

Orang-orang yang berperan dalam seminar diantaranya adalah
  1. Para narasumber atau penyaji/pemakalah/pemrasaran
  2. Pembawa acara (MC)
  3. Moderator (orang memimpin seminar)
  4. Notulis
  5. Tim perumus (jika skala besar dan bahasan masalah terhadap ilmu tertentu lebih mendalam)

Urutan Kegiatan Pelaksanaan Seminar

Secara garis besar, urutan kegiatan pelaksanaan seminar dapat dilihat seperti di bawah ini.


a. Menyampaikan Susunan Seminar

Pembawa acara menyampaikan susunan acara seminar dari awal sampai selesai.

Pembawa acara menginformasikan urutan seminar: terdiri berapa sesi, siapa moderator, dan penyaji serta tema apa yang akan disampaikan.

Contoh:

“Seminar Nasional: Kesehatan Reproduksi Remaja, Problem, dan Solusinya. Pada hari Senin 22 Juni 2009 di Aula Pondok Pesantren Nurul Islam, Jember ini, akan dilakukan sebanyak dua sesi. Sesi pertama bertemakan “Problematika Kesehatan Reproduksi Remaja (Kespro)”. Leli Nurohmah bertindak sebagai moderator dan para penyaji, yaitu (1) AD Iriani (Kespro Remaja Temuan Rahima), (2) Tohari (Realitas Kespro Remaja studi…), (3) dr. Ancah Caisarina NM (Kespro Persfektif Media).

Sesi kedua membahas tema “Solusi atas Kespro Remaja” dimoderatori oleh Dinah Muhidin. Para penyaji, yaitu (1) Linda Eriyanti dari Fatayat Jember (Langkah-langkah yang dilakukan Fatayat atas problem Kespro), (2) Ni Ketut Ardani dari Dinas Kesehatan (Dinkes) (Program Dinkes Kabupaten Jember terkait kespro remaja), (3) Mukhatib MD dari PKBI Yogyakarta (Program PKBI terkait kespro remaja), dan (4) Ust, Imam Nakha’I dari PP Salafiyah Syafiiyah, Situbondo (Pandangan Islam terhadap isu Kespro)…

Kepada Ketua pelaksana seminar dipersilakan membuka secara resmi seminar dan menyampaikan pandangan umum. Kami persilahkan.”


b. Awal Seminar

Ketua pelaksana membuka secara resmi kegiatan seminar lalu menyampaikan pandangan umum dan masalah yang akan dibahas dalam seminar.

Misalnya Seminar Nasional: “Kesehatan Reproduksi Remaja, Problem, dan Solusinya.” Paling tidak ketua pelaksana menyampaikan pandangan tentang kesehatan reproduksi remaja dan mengapa tema tersebut perlu diseminarkan.


c. Saat Pelaksanaan Seminar

Saat pelaksaan seminar, yang terjadi adalah
  1. Moderator yang dibantu notulis memperkenalkan penyaji dan mempersilakan penyaji untuk mempresentasikan makalahnya.
  2. Setelah pembacaan makalah, moderator mempersilakan peserta memberikan pertanyaan atau tanggapan. Moderator mengatur sirkulasi pembicaraan sampai kegiatan seminar berakhir.
    Contoh:
    Pertanyaan peserta dan jawaban penyaji, Ni Ketut Ardani, pada Seminar Nasional: “Kesehatan Reproduksi Remaja, Problem, dan Solusinya.”
    Peserta : “Bu dokter, apa benar ciuman di mulut itu bisa menyembuhkan sariawan?”
    Penyaji : “Ciuman di mulut bukannya menyembuhkan, akan tetapi akan membuat bibir semakin nyonyor.” (nyonyor ‘bengkak karena infeksi’).
  3. Moderator menyampaikan simpulan hasil seminar berdasarkan catatan yang disusun notulis.
  4. Dilanjutkan dengan penyaji kedua sampai dengan selesai lalu sesi selanjutnya sampai akhir seminar.

d. Akhir Seminar

Pembawa acara mempersilakan ketua pelaksana untuk menutup seminar dan menyampaikan beberapa pesan yang berhubungan dengan hasil seminar. (Seminar Nasional pada contoh di atas berdasarkan sumber: rahima.or.id, AD Riana)