Mengenal Macam-macam Pola Interaksi

Pola Interaksi

Pada umumnya, pola interaksi terdiri dari dua proses, yaitu
  1. Proses asosiatif
  2. Proses disosiatif

Disini kita akan membahas kedua pola tersebut.


Proses Asosiatif

Proses asosiatif adalah suatu proses sosial yang mengarah pada persatuan.

Terdapat tiga bentuk proses asosiatif, yaitu
  1. Asimilasi
  2. Kerjasama atau Koperasi
  3. Akomodasi

Asimilasi

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang berbeda. Asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara individu atau kelompok dan usaha mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, serta proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan bersama.

Pada asimilasi, masing-masing pihak saling memerlukan dengan tujuan membentuk kehidupan baru yang saling menguntungkan dan membentuk corak kehidupan yang berbeda.

Menurut Prof. Koentjaraningrat, terdapat beberapa syarat terjadinya asimilasi, yaitu sebagai berikut
  1. Adanya kelompok-kelompok manusia yang memiliki kebudayaan berbeda.
  2. Adanya interaksi yang langsung secara intensif dalam waktu yang lama dalam kelompok tersebut
  3. Kebudayaan dari masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan.
Terdapat beberapa faktor yang mendorong terjadinya asimilasi, yaitu sebagai berikut
  1. Toleransi yang mengarah pada komunikasi
  2. Sikap menghargai terhadap budaya lain
  3. Sikap terbuka dari penguasa
  4. Amalgamasi
  5. Ada persamaan unsur-unsur budaya
  6. Ada musuh bersama dari luar
  7. Keseimbangan kesempatan bidang sosial ekonomi
Faktor yang menghambat atau menjadi penghambat terhadap asimilasi, yaitu:
  1. Adanya perbedaan ciri-ciri fisik
  2. Adanya kehidupan terisolir
  3. Adanya rasa takut terhadap budaya luar
  4. Adanya anggapan bahwa budaya lain lebih tinggi
  5. Adanya pengetahuan yang kurang tentang budaya yang dihadapi

Kerjasama atau Koperasi

Kerja sama tercipta oleh orang-orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan bersepakat untuk mencapai tujuan bersama.

Kerja sama memiliki beberapa bentuk, diantaranya sebagai berikut
  1. Bergaining (tawar-menawar)
    Bergaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
  2. Cooptation (kooptasi)
    Cooptation adalah proses penerimaan unsur-unsur baru oleh pemimpin atau organisasi sebagai satu syarat untuk menghindari keguncangan dalam organisasi.
  3. Coalition (koalisi)
    Coalition adalah suatu kerjasama antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama karena kesamaan visi dan misi.
  4. Joint-venture (usaha patungan)
    Joint-venture adalah suatu kerja sama dalam menguasai proyek-proyek tertentu.
Terdapat beberapa faktor terjadinya kerjasama, diantaranya adalah sebagai berikut
  1. Memiliki tujuan sama
  2. Adanya keuntungan pribadi
  3. Memiliki kewajiban yang sama
  4. Memiliki keinginan untuk mencapai hasil yang lebih besar
  5. Memiliki tujuan untuk menolong orang lain

Akomodasi

Akomodasi adalah proses penyelesaian konflik antara individu, individu dengan kelompok, atau antara kelompok.

Menurut Kimball Young, kata akomodasi memiliki dua pemahaman, yaitu sebagai berikut
  1. Akomodasi merujuk pada keseimbangan dalam berinteraksi yang dilandasi nilai dan norma yang ada.
  2. Akomodasi merupakan suatu proses. Sebagai proses, akomodasi mengarah pada usaha-usaha manusia dalam meredakan suatu pertentangan demi mencapai keseimbangan.
Usaha-usaha untuk meredakan pertentangan sendiri dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut
  1. Mengurangi pertentangan, baik antara individu maupun kelompok.
  2. Mencegah terjadinya ledakan pertikaian untuk sementara waktu
  3. Menjalin kerjasama antara kelompok yang terpisah secara psikologis dan kebudayaan.
  4. Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Terdapat empat bentuk dari akomodasi, yaitu sebagai berikut
  1. Penyelesaian dilakukan oleh salah satu pihak
    Contoh akomodasinya seperti sikap toleransi, rationalisme, stalemate, dan konversi.
  2. Penyelesaian oleh kedua belah pihak
    Contoh akomodasinya seperti kompromi dan konsiliasi.
  3. Penyelesaian dengan bantuan pihak ketiga
    Contoh akomodasinya, seperti mediasi, arbitrasi, dan adjudikasi.
  4. Penyelesaian dengan jalan kekerasan
    Contoh akomodasinya seperti pemaksaan atau coersion.

Proses Disosiatif

Proses disosiatif adalah suatu proses sosial yang mengarah pada persaingan.

Terdapat tiga bentuk proses disosiatif, yaitu
  1. Persaingan (Competition)
  2. Kontravensi (Controvension)
  3. Pertikaian (Konflik)

Persaingan (Competition)

Persaingan atau Competition adalah suatu proses sosial saat individu atau kelompok berusaha mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang menjadi pusat perhatian umum tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.

Persaingan memiliki fungsi sebagai berikut
  1. Sebagai penyalur keinginan-keinginan individu (kelompok yang kompetitif).
  2. Sebagai jalan menyalurkan keinginan, kepentingan dan nilai-nilai yang menjadi pusat perhatian.
  3. Sebagai alat seleksi atas dasar sosial.
  4. Sebagai alat penyaring warga secara fungsional
  5. Sebagai pendorong seseorang belajar, bekerja dan berjuang lebih keras
  6. Sebagai pembantu usaha-usaha pemilihan sesuatu yang sesuai dengan keinginan publik. Seperti pemilihan pemimpin.
Persaingan memiliki ciri-ciri sebagai berikut
  1. Ada sejumlah orang atau kelompok yang sama-sama menginginkan sesuatu yang terbatas jumlahnya.
  2. Masing-masing berusaha keras untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan secara sportif
  3. Dalam bersaing tidak terjadi benturan fisik dan usaha saling menjatuhkan.
  4. Persaingan terjadi hampir di semua segi kehidupan

Kontravensi (Controvension)

Kontravensi atau controvension adalah suatu proses sosial yang berada antara
  1. Persaingan dengan konflik
  2. Sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain
  3. Unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu
Terdapat tanda-tanda timbulnya kontravensi, yaitu sebagai berikut
  1. Gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana.
  2. Perasaan tidak suka yang disembunyikan.
  3. Kebencian terhadap kepribadian seseorang.
  4. Sikap tersembunyi dapat berubah menjadi kebencian.
Terdapat lima bentuk kontravensi, yaitu sebagai berikut
  1. Kontravensi umum
    Kontravensi umum bisa berupa
    • Penolakan
    • Keengganan
    • Perlawanan
    • Perbuatan menghalang-halangi
    • Protes
    • Gangguan-gangguan
    • Kekerasan
    • Mengacaukan rencana pihak lain
  2. Kontravensi sederhana
    Kontravensi sederhana dapat berupa sikap-sikap seperti
    • Menyangkal pernyataan orang lain di depan umum
    • Memaki-maki melalui surat-surat selebaran
    • Mencerca
    • Memfitnah
    • Melempar beban pada orang lain
  3. Kontravensi intensif
    Kontravensi intensif adalah sikap penghasutan dengan cara menyebar desas-desus dan mengecewakan pihak lain.
  4. Kontravensi rahasia
    Kontravensi rahasia adalah sikap mengumumkan rahasia pihak lain dan pengkhianatan.
  5. Kontravensi taktis
    Kontravensi taksis adalah sikap-sikap seperti
    • Mengejutkan lawan
    • Mengganggu, atau membingungkan pihak lain
    • Memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri atau konformitas dengan kekerasan, provokasi, ataupun intimidasi

Pertikaian (Konflik)

Pertikaian atau konflik adalah proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan kekerasan.

Terdapat beberapa faktor penyebab timbulnya konflik, yaitu:
  1. Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
  2. Mudah berprasangka buruk kepada pihak lain.
  3. Individu yang tidak mampu mengendalikan emosi.
  4. Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok. Baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial.
  5. Persaingan yang sangat tajam, sehingga kontrol sosial kurang berfungsi.
Ada macam-macam bentuk dari konflik, yaitu:
  1. Konflik individu
    Konflik individu adalah konflik yang terjadi antara individu satu dengan individu yang lain yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan.
  2. Konflik antara kelas sosial
    Konflik antara kelas sosial adalah konflik yang terjadi antara kelas sosial yang satu dengan kelas sosial yang lain. Misalnya, konflik antara pengusaha dengan buruh, dimana buruh menuntut kenaikan upah dengan jam kerja sedikit, sedangkan pengusaha sebaliknya.
  3. Konflik rasial
    Konflik rasial adalah konflik yang terjadi antara ras yang satu dengan ras yang lain. Ini bisa terjadi karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik.
  4. Konflik politik
    Konflik politik adalah konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok dengan kepentingan yang sama dalam bidang politik atau hal-hal yang berhubungan dengan masalah kenegaraan.
  5. Konflik internasional
    Konflik internasional adalah konflik yang terjadi antara bangsa-bangsa di dunia, yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan. Misalnya, konflik antara Israel dengan Libanon.