Pengertian, Faktor Penyebab, Bentuk, Cara Penyelesaian, dan Dampak Dari Konflik

Pengertian Konflik

Pengertian Konflik Menurut Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu proses sosial ketika orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.


Pengertian Konflik Menurut Robert Lawang

Menurut Robert Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, di mana tujuan dari mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

Konflik sosial merupakan proses sosial antar perorangan atau kelompok suatu masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara pihak yang bertikai.


Pengertian Konflik Menurut Berstein

Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan ada pula yang negatif di dalam interaksi manusia


Faktor Penyebab Konflik

Etnosentrisme dan Primordialisme Sempit

Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah suatu pandangan yang melekat pada diri seseorang (masyarakat) yang menilai kebudayaan-kebudayaan lain selalu diukur dengan nilai kebudayaannya.


Primordialisme

Primordialisme adalah pemikiran yang mengutamakan atau menempatkan pada tempat yang pertama kepentingan suatu kelompok atau komunitas masyarakat.


Etnopolitic Conflict

Berdasarkan prinsip etnopolitic conflict terdapat dua jenis konflik, yaitu
  1. Konflik ideologis
    Konflik ideologis terwujud di dalam bentuk konflik antara sistem nilai yang dianut oleh etnik pendukungnya serta menjadi ideologi dari kesatuan sosial.
  2. Konflik politis
    Konflik politis terjadi dalam bentuk pertentangan di dalam pembagian status kekuasaan, dan sumber ekonomi yang terbatas dalam masyarakat.

Penyebab Konflik Menurut Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto terdapat tiga penyebab konflik yaitu
  1. Perbedaan antarindividu, karena perasaan, pendirian, pendapat.
  2. Bentrokan kepentingan baik ekonomi maupun politik.
  3. Perubahan sosial dalam masyarakat dapat mengubah nilai sosial sehingga menimbulkan perbedaan pendirian.
    Adanya perbedaan kepribadian yang ada di dalam masyarakat karena adanya perbedaan latar belakang kebudayaan, agama, dan bahasa.
    Selain itu dengan perubahan sosial yang semakin cepat mengakibatkan perubahan sistem nilai yang ada di dalam masyarakat sehingga hal ini mengakibatkan konflik.

Faktor Penyebab Konflik Secara Umum

Secara umum, penyebab konflik dapat dibedakan menjadi
  1. Perbedaan perasaan dan pendirian antar individu
  2. Perbedaan kebudayaan (adat istiadat)
  3. Perbedaan kepentingan
  4. Perubahan sosial yang mengubah nilai-nilai pada masyarakat
  5. Adanya rasa benci dan dendam terhadap rivalnya
  6. Adanya paksaan dari yang kuat terhadap yang lemah
  7. Meletusnya revolusi politik yang menjurus pada perebutan kekuasaan

Bentuk Konflik

Berikut ini adalah beberapa bentuk dari konflik
  1. Konflik Realistis - Konflik Nonrealistis
  2. Konflik Vertikal - Konflik Horisontal
  3. Konflik Antar (individu-kelompok horisontal-generasi)
  4. Konflik Konstruktif - Konflik Destruktif
  5. Konflik Antarkelas - Konflik Antarras

Hal-hal Yang Memicu Konflik

Biasanya konflik ini dipicu oleh adanya:
  1. Prasangka atau prejudice atau prejudicium
  2. Etnosentrisme

Prasangka atau prejudice (prejudicium)

Asal kata dari preseden atau keputusan yang diambil atas dasar pengalaman yang lalu.

Suatu pengambilan keputusan tanpa melalui penelitian atau pertimbangan yang cermat. Sifatnya tergesa-gesa dan tidak matang dan pengambilan keputusan yang melibatkan unsur emosional (suka atau tidak suka).

Menurut Soelaeman, dalam konteks rasial, prasangka diartikan sebagai suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu yang terlalu cepat tanpa induksi.

Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang bersangkutan. Jadi, prasangka menunjuk pada sikap, sedangkan diskriminatif menunjuk pada tindakan.

Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu itu sendiri.


Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah suatu sikap yang menganggap kebudayaannya itu sebagai sebuah yang prima dan memandang segala hal yang berbeda dengan kebudayaannya adalah kurang baik dan kurang etis.

Etnosentrisme memiliki kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.

Menurut Levine dan Campbell, etnosentrisme adalah suatu tanggapan manusiawi yang universal, yang ditemukan dalam seluruh masyarakat yang dikenal, dalam semua kelompok sosial dan praktisnya dalam seluruh Individu.


Cara Menyelesaikan Konflik

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik, yaitu
  1. Toleransi atau penyimpangan yang masih dapat diterima atau memahami
  2. Stalemate penyelesaian masalah (berhenti) karena masing-masing punya kekuatan seimbang.
  3. Kompromi untuk menyelesaikan pertikaian dengan saling mengurangi tuntutan.
  4. Konsiliasi usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang berselisih.
    Terdapat empat hal yang harus dipenuhi dalam menciptakan konsiliasi, yaitu:
    1. Lembaga tersebut merupakan lembaga yang bersifat otonom.
    2. Kebudayaan lembaga tersebut harus bersifat monopolitis.
    3. Peran lembaga tersebut harus mengikat kepentingan semua kelompok.
    4. Peran lembaga tersebut harus bersifat demokratis.
  5. Mediasi penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga sebagai penengah atau penasihat.
  6. Arbitrasi penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang dipilih bersama dan punya kedudukan lebih tinggi.
  7. Adjudikasi penyelesaian masalah melalui jalur pengadilan.
  8. Koersi akomodasi yang prosesnya berdasarkan paksaan.

Dampak Konflik

Berikut ini adalah beberapa dampak dari konflik, yaitu
  1. Tambahnya rasa solidaritas dalam kelompok.
  2. Berubahnya sikap atau kepribadian baik yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat negatif maupun positif.
  3. Terjadinya perubahan sosial yang mengancam keutuhan kelompok.
  4. Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi benturan fisik.
  5. Munculnya dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok yang kalah.
  6. Terjadi akomodasi atau munculnya kompromi bagi para pihak punya kekuatan yang seimbang.
  7. Goyah atau retaknya persatuan kelompok.
  8. Rusaknya harta benda dan jatuhnya korban manusia.