Interpretasi untuk Mencipta Peta
Analisis Pemetaan Penginderaan Jauh
Masukan data dalam proses pemetaan diperoleh melalui hasil pengukuran langsung, maupun interpretasi data penginderaan jauh.
Interpretasi data penginderaan jauh dapat dilakukan melalui proses analisis data digital maupun manual atau analog.
Dari kedua analisis di atas, yang paling mudah untuk dilakukan adalah analisis manual.
Analisis manual dilakukan dengan cara mengenali ciri-ciri yang ada pada data penginderaan jauh.
Ciri-Ciri Data Penginderaan Jauh
Ciri-ciri data penginderaan jauh dapat dibedakan sebagai berikut:- Ciri Spektral
- Ciri Temporal
- Ciri Spasial
1. Ciri Spektral
Ciri spektral adalah kenampakan yang tercermin dalam tingkat kecerahan atau keabuan atau rona yang diakibatkan oleh nilai pantulan atau nilai pancaran.
2. Ciri Temporal
Ciri temporal adalah kenampakan citra satelit berputar mengitari Bumi, dimana satelit akan melewati daerah yang sama di permukaan Bumi pada kurun waktu tertentu. Hal ini sering disebut juga sebagai resolusi temporal.
Model ini mempunyai keuntungan, yaitu dapat memantau perkembangan suatu daerah pada kurun waktu tertentu.
Sebagai contoh citra Landsat TM akan melewati daerah yang sama 16 hari sekali, ini berarti citra Landsat TM mempunyai resolusi temporal 16 hari. Sehingga ciri temporal merupakan ciri objek yang terkait dengan umur maupun saat perekaman.
3. Ciri Spasial
Yang termasuk dalam ciri spasial adalah- Bentuk
- Ukuran
- Rona
- Pola
- Bayangan
- Letak Topografi
- Tekstur
- Situs
- Asosiasi
a. Bentuk
Bentuk merupakan ciri yang dapat membantu untuk mengenali beberapa objek. Contohnya seperti rumah mukim dari foto udara dikenali dengan bentuk persegi panjang atau kumpulan beberapa persegi panjang.
b. Ukuran
Dikenal ada dua jenis ukuran, yaitu ukuran relatif dan ukuran mutlak. Keduanya adalah penting.
Sebagai contoh, untuk membedakan apakah suatu objek merupakan jalan raya atau jalan setapak, digunakan ukuran.
c. Rona
Objek yang berbeda memiliki sifat pemantulan cahaya yang berbeda pula. Contoh yang jelas yaitu objek sawah. Antara sawah yang tergenang air dan sawah yang siap panen, rona pada citra atau foto berbeda.
Rona adalah tingkat kegelapan dan kecerahan objek dalam format hitam putih.
Rona suatu objek sangat dipengaruhi oleh- Karakteristik objek dan kondisi objek waktu perekaman
- Jenis sensor
- Cuaca
- Letak objek
- Bahan film yang digunakan
- Waktu pemotretan
Objek yang mempunyai karakter banyak menyerap sinar dan sedikit memantulkan, akan berona gelap.
Sebaliknya, jika objek banyak memancarkan maupun memantulkan sinar kembali, maka rona objek akan cerah.
Objek yang tertutup oleh bayangan akan sulit diinterpretasi. Cuaca berawan akan memengaruhi kualitas keluaran data penginderaan jauh terutama citra.
d. Pola
Pola berkaitan dengan susunan keruangan objek. Sebagai contoh misalnya susunan ruang antara pohon pada kebun ketela dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh alami terdapat perbedaan pola atau pola pemukiman penduduk di sepanjang pantai memanjang di bibir pantai.
e. Bayangan
Bayangan penting bagi penafsir foto karena ada dua hal yang berlawanan, yaitu:- Bentuk bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi
- Objek yang tertutup bayangan, memantulkan sinar sedikit menyebabkan objek sulit dikenali
Contohnya seperti gedung bertingkat pada foto udara tampak mempunyai bayangan sehingga dapat diketahui bahwa objek tersebut merupakan gedung tinggi, tetapi daerah yang tertutup bayangan tampak hitam sehingga sulit dikenali.
f. Letak Topografi
Pengenalan letak topografi sangat penting dalam kajian fisik lahan.
Ketinggian tempat relatif, termasuk ciri-ciri drainase atau penyaluran air, dapat menjadi petunjuk penting di dalam meramalkan keadaan tanah.
g. Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra.
Sebagai contoh tekstur rumput dengan tekstur lahan yang ditanami jagung akan tampak jelas perbedaannya.
h. Situs
Situs merupakan suatu kenampakan yang dapat disimpulkan karena adanya indikator yang menunjukkan letak.
Contohnya sebuah kenampakan yang terletak di tepi rel kereta api dan mempunyai hubungan dengan rel kereta api, maka dapat disimpulkan bahwa bangunan tersebut merupakan stasiun.
i. Asosiasi
Setiap jenis objek memiliki ciri-ciri tertentu. Hutan hujan tropis berasosiasi lebat, permukiman kota berasosiasi padat, dan jalan raya berasosiasi banyak kendaraan.
Dalam analisis data dengan cara manual digunakan ciri-ciri tersebut di atas.
Penggunaan ciri-ciri spasial dalam penginderaan suatu objek juga diterapkan dalam salah satu asas pengenalan objek, yaitu asas konvergensi bukti.
Misalnya pohon kelapa dan kelapa sawit umumnya ditanam dengan pola teratur. Karena pola tidak teratur, kemungkinannya menciut menjadi tiga objek pohon.
Jika ukuran mencapai 10 m atau lebih berarti bukan nipah. Kini pilihan tinggal dua jenis.
Enau merupakan tumbuhan darat. Sagu dapat tumbuh di tanah darat, tanah becek hingga pantai. Oleh karena itu, jika kita melihat objek pada foto udara dengan tajuk berbentuk bintang, pola tidak teratur, ukuran lebih dari 10 m, dan terdapat di muara sungai, maka kita dapat menyimpulkan bahwa objek tersebut adalah pohon sagu.
Analisis Penginderaan Suatu Objek
Sebelum melakukan analisis dalam penginderaan suatu objek, langkah-langkah yang perlu dilakukan, adalah sebagai berikut:- Deteksi atau Pengenalan Awal
- Identifikasi (Interpretasi)
- Pengenalan Akhir
a. Deteksi atau Pengenalan Awal
Tahap deteksi dan pengenalan awal diawali dengan melihat foto udara secara keseluruhan.
Bagi wujud yang sama ditarik garis batas atau delineasi.
b. Identifikasi (Interpretasi)
Interpretasi dalam rangka pengenalan objek pada citra dapat diartikan sebagai pengejaan ciri-ciri yang ada pada foto udara.
Ciri tersebut misalnya rona objek yang cerah, bentuknya, ukuran, polanya, dan seterusnya. Pengenalan ini dilakukan untuk menyimpulkan objek yang sebenarnya.
c. Pengenalan Akhir
Tahap pengenalan akhir merupakan tahap menyimpulkan hasil interpretasi.
Langkah-langkah untuk mendapatkan data geografi pada foto udara atau citra yaitu:- Pemilihan foto udara atau citra pada daerah yang akan diteliti. Apabila menggunakan stereoskop, dipilih foto yang bersambungan dan terletak pada satu jalur terbang.
- Meletakkan foto udara di bawah stereoskop. Untuk citra kita tidak perlu menggunakan stereoskop karena citra sudah menampilkan kesan tiga dimensi.
Pada contoh ini, merupakan kegiatan interpretasi foto udara tanpa alat stereoskop. - Meletakkan plastik transparan di atas foto yang akan diinterpretasi.
- Mengadakan pengelompokan atau delineasi kenampakan berdasarkan ciri-ciri spasial yang sama dan dapat dikenali dengan memberi batas-batas serta kode tertentu pada plastik transparan.
Langkah di atas merupakan langkah awal pembuatan peta, yang menghasilkan peta tentatif. Sehingga untuk menjadi peta yang akurat perlu adanya uji lapangan untuk memastikan kebenaran kenampakan yang sudah diamati melalui foto udara atau citra.