Mengenal Macam-macam Gerak Air Laut Pasang Surut dan Kualitas Air Laut
Pasang Surut atau Ocean Tide
Pasang naik dan pasang surut adalah bentuk gerakan air laut yang terbentuk atau tercipta akibat pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi.
Konsep pasang surut air laut ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi sebagai berikut:
Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya.
Berdasarkan hukum Newton di atas, ini berarti semakin besar atau jauh jaraknya, maka makin kecil juga daya tariknya. Karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari pada ke jarak bulan, sehingga pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.
Dua Macam Pasang Surut
Ada dua macam pasang surut, yaitu pasang purnama dan pasang perbani.
1. Pasang Purnama
Pasang purnama adalah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi atau terbesar.
Pasang besar terjadi pada tanggal 1 berdasarkan kalender bulan dan pada tanggal 14 saat bulan purnama.
2. Pasang Perbani
Pasang perbani adalah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut terendah atau terkecil.
Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan.
Pada kedua tanggal tersebut posisi Matahari - bulan - Bumi membentuk sudut 900.
Gaya tarik Bulan dan Matahari terhadap Bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang atau saling melemahkan dan menyebabkan terjadi pasang terendah.
Terjadinya peristiwa pasang surut permukaan air laut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, hal ini diantaranya seperti :- Untuk kepentingan penelitian
- Untuk usaha pertambakan
- Untuk kepentingan militer seperti untuk mengatur pendaratan pasukan katak
- Sebagai sumber energi listrik
- Untuk usaha pertanian lahan pasang surut
Kualitas Air Laut
Air Laut di permukaan bumi dapat dibedakan berdasarkan wilayah laut yang satu dengan wilayah laut yang lainnya. Perbedaan ini dapat kita lihat dari segi- Suhu
- Kecerahan
- Salinitas
1. Suhu air laut
Keadaan suhu perairan laut sebagian besar dipengaruhi oleh penyinaran matahari yang disebut sebagai proses insolation.
Pemanasan yang terjadi di daerah tropik atau khatulistiwa akan berbeda dengan hasil pemanasan yang terjadi di daerah lintang tengah atau kutub.
Hal ini dikarenakan bentuk bumi bulat, sehingga di daerah tropis sinar matahari jatuh hampir tegak lurus, sedangkan di daerah kutub umumnya menerima sinar matahari dengan sinar yang condong.
Sinar matahari yang jatuh condong bidang jatuhnya akan lebih luas dibanding pada sinar jatuh tegak.
Selain karena kemiringan sinar jatuh, di daerah kutub banyak sinar yang dipantulkan kembali ke atmosfer sehingga semakin menambah dingin keadaan suhu di daerah kutub.
Meski di daerah tropis lebih panas dari kutub, daerah tropis memiliki suhu air yang lebih rendah daripada suhu air laut di daerah subtropis.
Ini dikarenakan faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis yang lebih banyak awan menutupi dibandingkan di daerah subtropik.
Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai kelembaban udara yang relatif tinggi.
Untuk daerah subtropik, insolation yang tinggi tidak disertai dengan kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini suhunya lebih panas.
Berdasarkan kedalamannya, sinar matahari banyak diserap pada lapisan permukaan laut sehingga kedalaman antara 200 meter hingga 1000 meter. Oleh karena itu, suhu mengalami penurunan secara drastis, dan pada daerah yang terdalam dapat mencapai suhu kurang dari 2°C.
Pola suhu di perairan laut pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu- Makin ke kutub suhu semakin dingin
Di permukaan samudera, tepatnya dari khatulistiwa berangsur-angsur dingin hingga ke laut-laut kutub, di khatulistiwa ± 28° C, sedangkan pada laut-laut kutub antara 0° hingga 2° C. - Makin ke bawah suhu makin dingin
Panas matahari hanya mempengaruhi pada lapisan atas saja. Di dasar samudera memiliki suhu rata-rata 2° C, termasuk juga di dasar samudera daerah tropik.
Hal ini disebabkan karena air dingin yang berasal dari daerah kutub mengalir ke arah khatulistiwa.
2. Kecerahan Air Laut
Kecerahan air laut dapat kita tentukan berdasarkan tingkat kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai.
Untuk laut yang keruh, radiasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk melakukan fotosintesis tumbuhan laut akan kurang dibandingkan dengan air laut jernih.
Air laut juga memperlihatkan warna yang berbeda-beda tergantung pada zat-zat organik maupun anorganik yang ada.
Berikut ini adalah beberapa warna air laut yang terjadi atau disebabkan oleh beberapa sebab:
- Warna Air Laut Biru
Warna air laut menjadi biru disebabkan karena sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain. - Warna Air Laut Kuning
Warna air laut kuning pada dasarnya karena terdapat lumpur kuning, misalnya sungai kuning di Cina. - Warna Air Laut Hijau
Warna air laut hijau disebabkan karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam jumlah besar. - Warna Air Laut Merah
Warna air laut merah disebabkan karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah atau ganggang merah yang terapung-apung. - Warna Air Laut Ungu
Warna air laut ungu disebabkan karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar fosfor seperti di laut ambon - Warna Air Laut Hitam
Warna air laut hitam disebabkan karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam - Warna Air Laut Putih
Warna air laut putih disebabkan karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara dan selatan.
3. Salinitas Air Laut
Salinitas atau kadar garam adalah jumlah banyaknya garam-garaman yang terdapat dalam 1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan dengan perseribu (‰).
Salinitas umumnya bersifat stabil, meski beberapa tempat terjadi fluktuasi.
Laut Mediterania dan Laut Merah dapat mencapai 39 ‰ hingga 40 ‰ yang artinya banyak terjadi penguapan, sebaliknya dapat turut secara drastis jika turun hujan.
Tinggi rendahnya kadar garam atau salinitas sangat tergantung kepada beberapa faktor sebagai berikut :
- Penguapan
Semakin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka semakin tinggi juga salinitasnya. - Curah hujan
Semakin besar atau banyaknya curah hujan pada suatu wilayah laut, maka salinitas air lautnya juga akan semakin rendah dan sebaliknya makin sedikit atau kecilnya curah hujan yang turun, maka salinitas juga akan semakin tinggi. - Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut
Semakin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut, maka salinitas lautnya juga akan semakin rendah.