Manfaat 3D Printing, Pentingnya Sebagai Konsep Pengembangan Bisnis
Pernahkah terlintas di pikiran Anda bahwan gambar 2D yang biasanya kalian lihat pada buku bergambar dapat menjadi nyata di hadapan Anda.
3D Printing dapat mengubah konsep desain ke dalam tampilan pemodelan mendekati produk asli dengan memanfaatkan CAD Modeling.
Konsep 3D printing sendiri sudah ada sejak lama, tepatnya pada pertengahan tahun 1980-an. Saat ini, teknologi 3D telah mengalami perkembangan dan sudah menjadi salah satu teknologi pendukung pada dunia Arsitektur.
Pelopor 3D Printing Pertama
Teknologi pencetakan 3D pertama sudah dikenal sejak pertengahan tahun 1980-an. Awalnya, printer 3D memiliki ukuran yang sangat besar dan hanya digunakan untuk projek-projek tertentu saja.
Pelopor pertama 3D Printing adalah Bapak Charles Hull. Charles W. Hull lahir di Clifton, Colorado pada 12 Mei 1939. Beliau merupakan Sarjana Teknik Fisika di Universitas Colorado pada tahun 1961. Hingga sekarang Beliau dikenal sebagai The Father of 3D Printing.
Teknologi 3D Printing Pertama
Dulunya 3D Printing merupakan kategori barang mewah, namun dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, printer 3D sudah dapat kalian temukan berukuran kecil seperti microwave.
Penemuan mesin 3D Printer Pertama bernama oleh Charles Hull menggunakan metode SLA(Stereolithography).
Konsep SLA ini bermula dari pembentukan resin lapis demi lapis. SLA sebagai teknik pemodelan 3D pertama dan menggunakan bahan resin yang reaktif terhadap cahaya UV. Objek pertama yang dibuat oleh Hull adalah sebuah cangkir kecil.
Metode SLA akhirnya di patenkan pada 8 Agustus 1984 dengan tajuk Apparatus for production of three-dimensional objects by stereolithography. Kemudian pada 11 Maret 1986 paten US4575330A dikeluarkan, dengan Charles Hull sebagai penemunya.
Jenis-Jenis 3D Printing
Stereolithografi (SLA)
Stereolithografi (SLA) adalah teknik pembuatam objek 3D dengan cara menjatuhkan material yang telah dipanaskan selapis demi selapis.
Selective Laser Sintering (SLS)
Selective Laser Sintering (SLS) adalah teknik pembuatan objek 3D dengan cara menjatuhkan cairan panas selapis demi selapis.
Fused Deposition Modelling (FDM)
Fused Deposition Modelling (FDM) adalah teknik menciptakan objek 3D dengan menggunakan pencerakan material berbahan plastik.
Teknik ini merupakan cara yang paling hemat biaya, ramah lingkungan, serta tidak memakan banyak waktu, hanya saja hasil permukaannya cenderung kasar.
Digital Light Processing (DLP)
Digital Light Processing (DLP) adalah teknik pemodelan objek 3D yang menggunakan bahan material plastik cair yang akan mengeras ketika terpapar sinar. DLP menggunakan layer proyektor dengan pencahayaan digital yang dapat mencetak seluruh lapisan.
Electron Beam Melting (EBM)
Electron Beam Melting (EBM) adalah proses pemodelan objek yang khusus menggunakan bahan metal. Teknik EBM dilakukan dalam sebuah vakum dengan cara menyebarkan sebuah layer dari titanium, disini electron beam akan mencairkan powder menjadi layer yang lebih keras. Objek yang dibuat menggunakan teknik ini cenderung kuat dan tahan lama.
Multi Jet Modelling (MJM)
Multi Jet Modelling (MJM) adalah teknik pembentukan objek dengan menggunakan inkjet printer. Sebuah layer dari resin powder akan menyemprotkan lem dengan berbagai warna yang nantinya akan mengeras pada satu layer.
Memahami Bahan 3D Printing Yang Sesuai Kebutuhan
Sebelumya sudah jelas perihal teknik-teknik atau metode 3D Printing. Berikutnya akan di bahas material apa saja yang dapat digunakan untuk 3D Printing.
ABS (Acetonitrile Butadiene Styrene)
Acetonitrile Butadiene Styrene(ABS) adalah bahan yang stabil terhadap suhu dan paparan bahan kimia. Bahan ini sangat sesuai bahkan dapat dengan mudah dibersihkan. Sayangnya bahan ABS ini tidak mudah terurai secara alami karena merupakan resin sintetis. ABS membutuhkan temperatur yang tinggi, sehingga daya yang digunakan juga besar.
PLA (Polylactic Acid)
Polylactic Acid(PLA) merupakan bahan alami, sehingga hanya membutuhkan kapasitas defrost yang rendah dan kecil kemungkinannya menyebabkan kebakaran untuk benda-benda di dekatnya. Bahan PLA mudah meleleh, terutama pada suhu yang sangat tinggi. Hindari paparan sinar matahari untuk mencegah figur model menjadi rata.
HIPS (High Impact Polystyrene)
High Impact Polystyrene(HIPS) merupakan material yang membutuhkan suhu tinggi dengan tekstur yang lentur dan sangat kuat dibandingkan yang lainnya. Bahan HIPS dapat menjadi alternatif ABS yang tidak mengeluarkan asap berbahaya.
Nylon
Nylon adalah material yang kuat dan sangat handal untuk membuat model 3D. Hingga saat ini, nilon banyak digunakan untuk tekstil karena daya tahannya yang sempurna. Nilon juga stabil pada suhu tinggi dan mudah diwarnai saat dibutuhkan. Sayangnya nilon mudah bengkok dan kusut sehingga mengganggu proses pencetakan.
PVA (Polyvinyl Alcohol)
Polyvinyl Alcohol(PVA) berbahan serat dan merupakan bahan organik dan mudah terurai tanpa menimbulkan polusi seperti plastik. Bahan PVA memiliki ciri-ciri tahan terhadap berbagai pelarut serta minyak, mudah larut dalam air, tidak menimbulkan bahaya bagi pengguna.
Jika ingin menggunakan material PVA, sebaiknya jauhkan dari yang memiliki kelembapan yang tinggi dan juga perhitungkan biaya yang digunakan, karena produk ini cukup mahal.
Glycol-modified Polyethylene Terephthalate(PETG)
Glycol-modified Polyethylene Terephthalate (PETG) merupakan bahan yang tahan dari bahan kimia, memiliki ketahanan yang tinggi serta stabil dengan suhu tinggi.
Sayangnya jika PETG dibiarkan di bawah sinar ultraviolet akan mudah rusak meski tahan terhadap suhu tinggi.
Thermoplastic Polyurethane (TPU)
Bahan TPU bersifat fleksibel menyerupai karet dan mudah menggumpal meskipun masih dalam bentuk fiber. Benang dari TPU sering digunakan untuk membuat lapisan tertentu dari model 3D.
Dikarenakan sifat yang menyerupai karet sehingga TPU tidak mudah pecah dan dikarenakan rentan terhadap gumpalan, maka kemungkinan terjadi masalah selama operasi. TPU ini sulit dipoles karena teksturnya yang menyerupai karet.
Acrylonitrile Styrene Acrylate (ASA)
Acrylonitrile Styrene Acrylate (ASA) merupakan bahan plastik yang tahan terhadap suhu tinggi, sinar ultraviolet, serta paparan bahan kimia. Sering juga aseton digunakan sebagai tahap finishing agar permukaan tidak kasar.
Teknologi 3D Printing Dalam Dunia Pemasaran
Saat ini pernanan 3D Printing sudah sangat mendunia, tidak heran jika banyak potensi usaha yang membutuhkan 3D Printing ini.
Penerapan 3D Printing saat ini sudah ada banyak jenisnya seperti desain komunikasi visual(DKV), arsitek, desain interior, desain fashion, desain produk, desain perusahaan, dan desain pabrik untuk membuat prototipe 3D.
Saat ini pemanfaatan printing 3D sudah banyak dan mungkin tanpa sadar sudah sering kita lihat seperti master produk, miniatur, prototype bangunan, perabotan, aksesoris, action figur, dan masih banyak lagi.
Jasa Pembuatan Desain 3D Printing Jakarta
Salah satu desain 3D printing terbaik di Jakarta adalah fomu. Fomu membantu mewujudkan ide Anda menjadi kenyataan dengan 3D Print. Sudah banyak perusahaan terkenal yang menggunakan jasa 3D printing dari fomu, diantaranya Pertamina, HSBC, Fabelio, Aecom, Ericsson, hingga Bank BRI.
Bagaimana apakah kalian tertarik ingin mencoba 3D Printing dari fomu ini.
Beberapa produk fomu.
Referensi :
Charles Hull: Pencipta Stereolithography dan Printer 3D Pertama
3D PRINTING
MENGENAL BERBAGAI JENIS FILAMEN YANG COCOK UNTUK 3D PRINTING