Perbedaan KPR dan Cicilan Rumah Developer Yang Mana Lebih Baik

Kebutuhan memiliki rumah idaman tidak lagi menjadi hal yang sulit. Hal ini tentu disukung oleh akses KPR yang mudah dilakukan dengan persyaratan yang lebih ringan pula.

Apakah kalian sudah tahu, ada kabar bagus sekarang sudah ada beberapa Bank yang mendukung pengajuan KPR secara online. Dengan adanya kemudahal pengajuan KPR ini, dapat sangat membantu Masyarakat Indonesia untuk memiliki hunian yang diidamkan.

Jika Anda merasa bahwa penghasilan yang Anda miliki pas-pasan, tapi terdesak akan kebutuhan untuk memiliki rumah sendiri. Maka solusinya ada 2 cara pembayaran rumah secara cicilan yang dapat dilakukan di Indonesia, yaitu melalui Kredit Perumahan (KPR) dan melalui cicilan Developer atau mungkin lebih dikenal sebagai pengembang.


Yang Mana Lebih Aman Membeli Rumah Secara KPR atau Melalui Cicilan Developer?

Saat ini sedang ramai dibicarakan soal pencicilan rumah dari pihak Developer.

Mungkin dari Anda sudah sering mendengar-dengar juga seputar hal ini. Yuk kita cari tahu apa perbedaannya.


Devinisi Kredit Developer dan KPR

Pertama-tama kita harus memahami devinisi dari KPR dan Cicilan Developer itu sendiri.

Umumnya cicilan developer adalah cara membeli rumah secara langsung melalui pihak pembuat rumah atau sering disebut developer. Cicilan yang digunakan juga skemanya bermacam-macam, ada yang menggunakan sistem cash keras (uang tunai) dan cash bertahap (cicilan setiap bulan). Pembelian rumah melalui Developer tidak memerlukan Down Payment atau uang muka.

Sedangkan untuk KPR memerlukan pembiayaan dari pihak ke tiga dalam hal ini adalah Bank. Bank berperan untuk membantu pembiayaannya secara langsung. secara umum KPR akan mengenakan uang muka sebesar 5% - 10%. Tapi akhir-akhir ini sudah ada Bank yang memberikan uang muka 0% atau tanpa DP.

Berdasarkan penjelasan diatas sudah jelas bahwa cicilan developer melibatkan dua pihak, yakni pembeli dan developer. Sedangkan cicilan KPR melibatkan tiga pihak, yaitu Developer, Bank atau Perbankan, dan Pembeli.


Tahap Awal atau Proses Akad

Berikutnya adalah proses serah terima rumah hingga proses akat, tanda jadi proses kredit. Cicilan Developernmenggunakan proses akad internal dan biasanyan tidak menggunakan jasa Notaris, tapi terkadang juga dapat Anda temukan ada yang menggunakan jasa Notaris meski bukan Akta Jual Beli(AJB).

Umumya cicilan Developer tidak berkaitan langsung dengan pihak bank atau perbankan sehingga biayanya lebih murah.


Untuk KPR jelas berkaitan dengan pihak Bank, tapi saat ini sudah ada beberapa Bank yang memberikan kemudahan pengajuan KPR secara Online, jadi kalian tidak perlu repot lagi mengurus kredit di Bank.


Untuk KPR prosesnya lebih rumit. Biasanya diperlukan informasi tambahan seperti KTP, usaha apa yang dijalankan, berapa penghasilan kalian, dan masih banyak lagi. Data-data itu yang nantinya akan di analisis dan akan menjadi penentu persetujuan pemberian kredit. Jika keredit disetujui akan ada persetujuan penerima kredit dengan pemberi kredit yang akan dilakukan di depan Notaris dan masuk proses akad.


Beban Biaya Yang Dikenakan

Untuk cicilan developer tidak dikenakan biaya tambahan atau 0%. karena hanya ada proses kesepakatan skema dan harga deal, sehingga dapat langsung dilakukan proses akad.

Untuk KPR persentase biaya yang dikenakan berkisar 5% - 7% dari nilai platform serta biaya yang diberikan oleh pihak bank. Umumnya proses KPR akan dikenakan biaya APHT, biaya Asuransi dan biaya Admin.


Resiko Kredit Developer dan KPR

Penting bagi Anda memahami resiko kredit yang akan Anda ambil sebelum membeli rumah. Untuk pembelian rumah melalui skema KPR tentu lebih bagus dan aman, meski harganya lebih mahal. Ketika kalian membeli rumah melalui skema KPR, Anda akan dilibatkan dengan beberapa pihak mulai dari perbankan, pihak asuransi dan lainnya. Sedangkan jika Anda melakukan kredit rumah melalui Kredit Developer, Anda tidak akan terlibat dengan pihak perbankan makanya ini jauh lebih beresiko.

Pembelian rumah melalui pihak Developer juga bagus, selama Anda memahami dengan baik developer yang anda pilih. Anda dapat mengecek portofolio dari pihak developer, bagaimana reputasi dari developer, bagaimana kinerjanya, hasil pengerjaan rumahnya, bagaimana legaitasnya, dan masih banyak lagi.